Parkinsound #4
Electronic movement vs rave party,
Hingar bingar tapi apakah masih dengan semangat yang sama?
Dimulai ketika saya melihat sebuah poster besar berwarna hitam bertuliskan PARKINSOUND 04, GLOBAL UNDERGROUND bertebaran di setiap sudut jalan dan dinding-dinding kosong di Jogjakarta. Ahirnya setelah hampir lupa dari ingatan orang-orang selama dua tahun, kata Parkinsound muncul lagi. Pasti sebuah kabar baik dalam hati saya. mengapa tidak, setelah gaungnya tidak terdengar selama hampir empat musim, perhelatan musik elektronik terbesar ahirnya terjadi lagi di kota jogjakarta ini. Selama kiprahnya dalam mengangkat musik elektronik, Parkinsound boleh dibilang merupakan ajang yang paling spektakuler dan berhasil dalam pargerakan musik elektronik di Jogja khususnya dan bahkan di Indonesia pada umumnya.
Kemudian sekarang konsep baru apa yang ingin diangkat oleh parkinsound itu sendiri? setiap orang pasti tidak sabar untuk datang dan menyaksikannya, apalagi kali ini beberapa nama baru yang cukup menggebrak dimunculkan. Siapa yang tidak kenal Koil, band Bandung yang boleh dibilang sangat berhasil di jalurnya dengan mengusung musik Industrial, Homogenic yang saat ini namanya terus meroket dikalangan kaum elektropop, Second Floor duo electronic asal jogja dan satu lagi yang pasti menarik perhatian adalah ARK yang datang jauh-jauh dari Perancis untuk unjuk kebolehan di bumi Indonesia. Tentu saja disamping itu nama-nama lain yang sudah eksis sejak parkinsound terdahulu seperti Melancholic bitch yang kali ini mencoba untuk berkolaborasi dengan DJ Wanda, Agriculture, DJ Rhino dan Elektrofuck yang dikenal “gila” dalam hal musik electronic ikut meramaikan parkinsound #4 ini. Dan satu lagi, karena pada salah satu title acara ini terdapat kata Ultimate rave maka tidak ketinggalan beberapa DJ yang tergabung dalam Energy Room dan Java bass ikut serta meramaikan event kali ini.
Untuk lebih membangun nuansa yang berbeda, kali ini Parkinsound tidak diadakan di dalam sebuah gedung tertutup atau dalam sebuah Hall besar. Parkinsound kali ini diadakan di salah satu tempat paling bersejarah di pinggiran kota Jogja yaitu di kawasan Candi Prambanan. Melihat dari semua itu, pengisi yang bagus, tempat yang menarik dan publikasi yang cukup gencar, kita dapat membayangkan bagaimana seharusnya acara tersebut berlangsung.
Seharusnya acara ini adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar penggemar musik elektronik, tetapi ada sesuatu yang terasa “lain” pada Parkinsound kali ini, antusiasme untuk ikut serta menjadi saksi ajang sedikit menurun dibandingkan dengan parkinsound sebelumnya. Saya mendengar beberapa opini yang berbeda tentang parkinsound#4, sebut saja Widi(23) ,” dulu gue bisa ngerasa rugi kalo nggak nonton, sekarang gue nggak ngerasa rugi kalo nggak nonton parkinsound, kaya” nya sekarang kebanyakan DJ nya”. Tapi beda lagi dengan Tom(24) “Dulu gue nggak liat parkinsound rasanya nyesel banget, sekarang mumpung ada acara ini gue mau ilangin penasaran gue kaya apaan sih acaranya?!”. Itu adalah beberapa opini kecil yang terdengar sebelum acara tersebut berlangsung. Tentu saja hal ini perlu pembuktian, dan satu-satunya adalah dengan datang langsung ke acara tersebut.
Ahirnya malam yang ditunggu2 datang juga.(9 oktober 2004) Sekitar jam 8 malam pintu masuk sudah mulai dibuka, walaupun masih terlihat sepi beberapa orang nampaknya mulai masuk ke pelataran Candi Prambanan. Pintu masuk ke acara ini adalah sebuah jembatan yang di sisi kanannya terlihat beberapa karya seni instalasi untuk menyambut pangunjung walaupun ada beberapa yang tidak berfungsi hal ini cukup menarik beberapa pangunjung untuk sekedar melihatnya. Dari situ sudah terlihat beberapa tenda milik sponsor dan deretan spanduk yang berjajar di area seputar enera parkinsound #4. Masuk lebih jauh lagi terlihat sebuah panggung berukuran sedang dengan screen besar dan beberapa DJ equipment, tampaknya panggung ini diperuntukkan khusus bagi para DJ. Begitu menoleh ke kanan, sekitar 150 meter terdapat sebuah panggung yang lebih besar dengan giant sreen bertuliskan Parkinsound #4 yang dibelakangnya terlihat megahnya candi prambanan.
Pengunjung belum juga memadati tempat ini tetapi tepat jam 9 malam dari arah main stage sound berkekuatan sekitar 30.000 watt dari Melancholic Bitch seakan memanggil pengunjung untuk mulai berkerumun di sekitaran panggung utama. Tanpa banyak basa-basi mereka langsung unjuk kebolehan apalagi kali ini DJ Wanda ikut berkolaborasi dengan mereka untuk pertama kalinya. Lagu demi lagu mereka bawakan tetapi sayang kolaborasi yang mereka tampilkan nampaknya tidak dapat secara maksimal tertangkap oleh penonton karena sound2 yang dihasilkan DJ Wanda dari peralatannya tidak dapat terdengar secara maksimal di telinga pendengar. selanjutnya lampu utama dipadamkan dan pada giant screen muncul nama KOIL, serentak penonton yang tadinya masih sekitar 10 meter dar panggung langsung berteriak dan menyerbu ke bibir panggung. Tidak lama kemudian Koil muncul bersamaan dengan menyalanya lampu panggung dan hentakan lagu mereka, kontan saja penonton yang tadinya hanya diam sekarang mulai bergerak bahkan ada sebagian kecil yang mencoba untuk mulai bermoshpit. Performa Otong memang cukup memukau apalagi dengan gaya rambut baru yang seperti habis di rebounding membuat penggemarnya yang notabene adalah wanita berteriak semi histeris. Selidik punya selidik mereka adalah penggemar Koil yang datang jauh2 dai Bandung untuk melihat kelompok ini.
Setelah penampilan Koil, homogenic mulai mempersiapkan diri untuk performance selanjutrnya tetapi nampaknya fokus penonton mulai terbagi dua karena di second stage para DJ sudah memulai pesta mereka dengan alunan dance musik. Sebagian besar penonton mulai tersedot bergerak ke second stage. Disela-sela itu saya sempat bertanya pada salah seorang penonton tentang bagaimana acara ini,Totom (25) “Sampe saat ini aku masih nunggu kejutan, soalnya aku gak ngeliat parkinsound #3, sejauh ini aku masih nunggu kejutan itu”.
Sementara second stage semakin panas dan ramai, di main stage Homogenic yang kali ini mencoba konsep baru dari elektropop dengan image putih ke arah yang lebih gelap dan nampaknya mereka cukup berhasil karena saya melihat beberapa penonton sangat menikmati musik mereka dan salah satu penonton Boy (23) “ Gue emang seneng banget ama musiknya Homogenic pokoknya harus nonton “. Tidak lama setelah Homogenic, sekarang giliran Elektrofuck yang naik main stage, dengan peralatan yang super rumit, ternyata dia tidak sia-sia hampir semua penonton dibuat diam terpukau dengan penampilannya. Suara-suara unik yang dihasilkan beat-beat yang kadang halus dan kadang menghentak memang patut mendapat acungan jempol.
Sekitar jam 1 pagi, pengunjung semakin ramai , suasana rave party semakin kental terasa, ditambah lagi artis yang tampil memang memainkan beat2 dance sebut saja Second Floor, Agriculture, Ark , Jerome dan Weza. Mereka adalah nama2 yang cukup terkenal dikalangan rave pary jadi bisa dibayangkan kejadian selanjutnya.
tetapi satu yang menjadi pertanyaan, apakah semangat Parkinsound kali ini masih sama dengan semangat parkinsound sebelumnya? ( Ibeng )
No comments:
Post a Comment