Wednesday, November 10, 2010

Slackers

Diana, Slackers, dan  pergerakan pertama Indie Jogja

 


 Perempuan muda kelahiran Bandung ini adalah perintis lahirnya distro (distribution outlet ) di Yogyakarta.

Sudah delapan tahun Diana tinggal di Jogja, waktu ini dirasa cukup buat Diana untuk  mengenal banyak komunitas indie di Jogja. Baginya,  komunitas-komunitas indie di Jogja  itu kuat dan sangat potensial. Tapi walau begitu, Diana masih mendengar banyak pertanyaan di seputar kalangan muda saat itu di Jogja, seperti, “distro itu apaan sih?”.  “Indie itu apaan sih?”,  “Koil itu Apa?”, “Jeruji itu apan tho?” Pertanyaan-pertanyaan ini kian mematangkan niat Diana untuk mendirikan distro, menjadi tempat dimana orang bakal dapat banyak hal tentang dunia indie.
Dan didirikanlah, Slacker, di tahun 2000. Sebuah  distro yang pertama kalinya hadir  di Jogja. Slacker dibuat bukan cuma sekedar tempat biasa, dimana orang datang cuma buat beli. Tapi katanya,  “juga bisa nyatuin komunitas dan jadi ajang diskusi antar komunitas juga”. Banyak komunitas yang membantunya, seperti: Common People, Comberan Record, Komunitas Sayidan dan Kominitas keparakan.
Ada dua ide penting yang juga melatari lahirnya Slackers yaitu sebuah penggabungan dua kultur yang berbeda. Kultur Bandung tempat dia besar dan kultur Jogja dimana dia tinggal sampai sekarang. Mengangkat Jogja di komunitas indie Bandung. Dan sebaliknya,  Diana bisa memperkenalkan ‘Bandung’-nya di kalangan komunitas Indie jogja. “Biar semuanya bisa gabung dan jadi sesuatu yang lebih kuat lagi baik dari segi komunitas, kultur, dan musiknya”, jelasnya.
Banyak kendala pada awal mula berdirinya Slacker. Sebab distro, sebagai alternative venue merupakan hal yang baru pada 2000-an. Bicara soal produk, Diana bilang bahwa distro sebetulnya bisa  berfungsi sebagai media penghubung antar pemilik produk dengan konsumen-nya. “Pemilik distro harus mengetahui suatu  product knowledge kemudian  bisa nyampein product knowledge itu kekonsumennya”.
Ia berkomentar pula soal eksistensi distro, “kalo distro pengen eksis, distro itu harus bawa soul, punya konsep yang jelas, produk bagus dan bisa jadi media penghubung antar semua komunitas Indie”, katanya bersemangat. Oh ya, saat ini Slacker punya recording company bernama SLC records dan telah ngerilis dua band yaitu The Solomon dan Morning Horny. (ibeng) 

No comments:

Post a Comment